PETERNAKAN PETELUR INDONESIA HARUS EFISIEN PDF Print E-mail
Written by sekretariat   
Friday, 24 December 2021 16:41
JAKARTA, Kamis 29 Juli 2021. USSEC bekerja sama dengan Gerbang Cahaya Utama mengadakan Feed Ingredient Dialogue yang diselenggarakan secara daring melalui Zoom. Acara webinar yang sudah dilaksanakan sejak pertengahan tahun lalu dan sudah memasuki seri ke-5 dan bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada peternak petelur seputar pakan.
 
Budi Tangendjaja selaku Technical Consultant U.S. Grains Council yang menjadi pemateri pada webinar ini mengatakan bahwa peternakan petelur di Indonesia memang harus bersaing satu sama lain karena adanya kebebasan dalam berusaha, untuk itu peternakan petelur harus efisien dalam menghasilkan telur.
 
Masih menurut Budi, Pakan tentu menjadi komponen biaya produksi yang terbesar dalam produksi telur. Budi mengemukakan bahwa berdasarkan data yang ia miliki pada bulan April 2021, dimana harga pakan layer mencapai Rp 6.500, maka kontribusi biaya pakan mencapai hampir 85% dari biaya produksi telur.
 
“Jika ditambahkan dengan pullet yang harganya Rp 70.000 sampai bertelur dengan vaksin dan sebagainya, maka biaya produksi mencapai 19.400/kg telur. Jika dikurangi dengan ayam afkir, maka biaya produksi sekitar Rp 18.000/kg telur,” jelasnya.
 
Melihat hal tersebut, Budi mengatakan bahwa peternak perlu memikirkan cara untuk menekan biaya produksi telur. Budi mengatakan bahwa untuk menekan biaya produksi pakan tersebut dapat dicapai dengan formulasi pakan yang tepat. Langkah lainnya yang perlu dipikirkan yaitu menggunakan bahan baku alternatif, juga tak kalah penting yaitu menjaga performa ayam.
 
“Pada bisnis budi daya ayam petelur, menurut saya ada dua hal penting yang perlu diperhatikan untuk memberikan keuntungan. Pertama adalah pengurangan biaya pakan dan performa ayam. Jadi kalau konversi pakannya bisa optimum menjadi 2,15 maka biaya pakan bisa sampai Rp 15.000/kg telur setelah dikurangi penjualan ayam afkir. Formulasi pakan juga dapat menekan biaya pakan hingga Rp 5.500,” tutur Budi.
 
Lebih lanjut menurut Budi, biaya produksi pakan di Indonesia diharapkan bisa mencapai dibawah satu dolar, jika terlalu tinggi, yaitu sekitar 1,3-1,4 dollar, Budi khawatir telur dari negara lain akan mudah masuk. Hal tersebut disebabkan harga produksi telur di negara lain lebih rendah. Upaya menekan biaya produksi inilah yang menjadi tantangan bagi peternak layer di Indonesia. (PI)
 

Ruang Iklan

Kurs IDR

Kurs Jual Beli
sumber: KlikBCA.com

Sentra Download ASOHI

Calculator

more...

Visitors Counter

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterToday341
mod_vvisit_counterYesterday2218
mod_vvisit_counterThis week7488
mod_vvisit_counterThis month2559
mod_vvisit_counterAll6258890