CABUT 291 ATURAN YANG MENGHAMBAT, INVESTASI PERTANIAN MEROKET Print
Written by sekretariat   
Wednesday, 23 January 2019 16:12
JAKARTA, Senin 14 Januari 2019. Kementerian Pertanian (Kementan) menyelenggarakan rapat kerja nasional (Rakernas) tahun 2019. Dalam kesempatan itu, Menteri Pertanian Amran Sulaiman memaparkan sejumlah kinerja Kementan hingga tahun 2018.
 
Dia menyebutkan, capaian sektor pertanian di sisi makroekonomi sangat tinggi, antara lain investasi yang mencapai Rp 61,6 triliun. Hal itu berdasarkan data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Koodinasi Penanaman Modal (BKPM). "Pada 2018 nilai investasi di sektor pertanian mencapai Rp 61,6 triliun, angka ini mengalami peningkatan dari 2017 yang Rp 45,9 triliun," ujar Mentan saat sesi jumpa wartawan. 
 
Dia menambahkan, jika melihat dari tahun 2013, investasi sektor pertanian mengalami tren peningkatan, yaitu dari posisi Rp 29,3 triliun di 2013 dan pada periode 2014-2017 bergerak naik di kisaran Rp 40 triliun. Meningkatnya investasi ini terjadi berkat dicabutnya sejumlah Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) yang dinilai menghambat investasi. "Ada 291 Permentan yang dicabut," ujar Amran.
 
Amran juga memaparkan adanya penurunan inflasi bahan makanan. Pada 2014 tercatat 10,57% kemudian mengalami penurunan di 2015 jadi 4,93%, lalu sempat naik di 2016 jadi 5,69% dan turun tajam di 2017 yang sebesar 1,26%. Adapun pada 2018, BPS mencatat inflasi bahan makanan di posisi 3,41%.
 
"Tapi kalau melihat inflasi dari 2014 hingga ke 2017 jadi 1,26%, itu menunjukkan bahwa produksi pangan kita meningkat. Untuk turun 0,5% saja begitu sulit, ini turun sekitar 8%," paparnya. 
 
Amran juga mengatakan, di sektor pertanian masih banyak potensi yang bisa dikembangkan. Di antaranya adalah budidaya ayam. Kementan akan membagikan 200 ekor di setiap perkampungan. 
 
Potensi lainnya adalah 10 juta hektare (ha) lahan rawa di seluruh Indonesia yang dapat dikonversi menjadi lahan pertanian. Amran mengatakan, tahun ini ditargetkan 500.000 ha lahan rawa sudah berubah menjadi lahan pertanian.
 
"Itu kita cetak jadi lahan padi, bebek, ikan, ayam dan intinya (meningkatkan sumber) protein dan karbohidrat. Jadi petani juga enam kali lipat pendapatannya," tandasnya. (WK)