Permintaan Obat untuk Babi Turun 40 Persen karena Flu Babi Print
Ketua Asosiasi Obat Hewan Indonesia Jawa Tengah Hadi Santoso mengeluhkan imbas dari maraknya isu flu babi di masyarakat. Dia mengaku permintaan obat hewan untuk babi seperti vaksin turun 40 persen.
"Wajar jika permintaan obat turun. Peternak tidak mampu membeli obat karena babi mereka tidak laku di pasaran," ujar Hadi di sela-sela pertemuan pengawas obat hewan dan Asosiasi Obat Hewan Indonesia Jawa Tengah di Karanganyar.

Hadi menambahkan, peternak memang kesulitan menjual babi dan daging babi. Saat ini, ada sekitar 160 ribu ekor babi yang menumpuk di peternakan. Babi kebanyakan dijual ke Jakarta, Bandung, dan Cirebon. Sedangkan penurunan daging babi dari Rp 35 ribu per kilogram menjadi Rp 12.500 per kilogram juga tidak mampu mendongkrak penjualan.

"Akibatnya peternak makin terpuruk dan terjadi efek domino. Peternak tidak bisa membeli pakan dan obat hewan," tutur Hadi.

Dia sendiri beranggapan konsumsi daging babi tidak berbahaya asalkan dimasak matang. "Yang sulit adalah menghilangkan image bahwa flu babi sangat berbahaya," keluh dia.

Flu babi mulai merebak di Meksiko dan telah menewaskan lebih dari 40 orang. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), virus flu babi telah menyebar ke 33 negara.

Sumber: www.tempointeraktif.com
Last Updated on Wednesday, 01 July 2009 09:08