JAKARTA, Senin 22 September 2025. Indonesia menegaskan komitmennya terhadap Pendekatan One Health dalam ajang Konferensi Regional Asia-Pasifik Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (WOAH) ke-34, menyoroti keterkaitan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan demi masa depan berkelanjutan.
Acara penting ini berlangsung di Jakarta pada Senin, 22 September, menjadi platform strategis bagi negara-negara di kawasan. Bertempat di Hotel Borobudur Jakarta, konferensi regional tertinggi dua tahunan WOAH resmi dibuka oleh Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, didampingi Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono. Sudaryono secara langsung menyatakan partisipasi Indonesia mencerminkan dedikasi bersama. Hal ini bertujuan untuk memajukan kesehatan hewan, layanan veteriner, serta implementasi Pendekatan One Health di seluruh wilayah Asia-Pasifik.
Pendekatan One Health sendiri merupakan upaya kolaboratif yang mengakui keterkaitan erat antara kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan. Tujuannya adalah mencapai hasil yang berkelanjutan bagi semua makhluk hidup dan ekosistem di bumi ini.
Sudaryono menyoroti bahwa konferensi ini berlangsung di tengah berbagai tantangan global yang kompleks dan mendesak. Tantangan tersebut meliputi penyakit hewan lintas batas, zoonosis, serta ancaman resistensi antimikroba yang terus meningkat. Ia menekankan bahwa tantangan-tantangan ini menjadi pengingat yang kuat akan interkoneksi yang tak terpisahkan antara kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan. “Tantangan ini mengingatkan kita bahwa kesehatan hewan, manusia, dan lingkungan saling berhubungan,” ujarnya.
Penyebaran penyakit yang cepat dapat mengganggu mata pencarian, ketahanan pangan, dan perdagangan internasional. Oleh karena itu, pemahaman akan Pendekatan One Health menjadi semakin krusial dalam menghadapi krisis kesehatan global.
Pentingnya Deteksi Dini dan Respon Cepat. Sebagai contoh nyata, Sudaryono mengutip wabah penyakit seperti penyakit mulut dan kuku (PMK), rabies, flu burung, dan demam babi Afrika. Kasus-kasus ini menunjukkan betapa cepatnya penyakit dapat menyebar dan menimbulkan dampak luas. Peristiwa-peristiwa ini secara jelas menyoroti urgensi deteksi dini, respons cepat, dan penguatan layanan veteriner. “Peristiwa ini menyoroti pentingnya deteksi dini, respons cepat, dan layanan veteriner yang kuat,” tegasnya.
Penerapan Pendekatan One Health memungkinkan koordinasi yang lebih baik antar sektor. Hal ini sangat penting untuk mencegah penyebaran penyakit dan memitigasi dampaknya secara efektif.
Sudaryono menyatakan harapannya agar konferensi ini dapat menjadi wadah bagi para pemangku kepentingan. Mereka diharapkan dapat bertukar praktik terbaik, berbagi inovasi, dan memperkuat kolaborasi untuk membentuk masa depan kesehatan hewan di kawasan Asia-Pasifik.
Beliau juga berharap konferensi ini menghasilkan rekomendasi konkret dan langkah-langkah nyata. Tujuannya adalah untuk mengatasi tantangan kesehatan hewan yang mendesak, terutama yang berkaitan dengan penyakit lintas batas, zoonosis, dan resistensi antimikroba. “Saya berharap konferensi ini menghasilkan rekomendasi konkret dan langkah-langkah nyata untuk mengatasi tantangan kesehatan hewan mendesak di Asia dan Pasifik,” tambahnya.
Pada kesempatan ini Ketua Umum ASOHI Drh Irawati Fari hadir memenuhi undangan secara resmi. (WK)