JAKARTA, Kamis 28 November 2024. Bertempat di Auditorium Kementerian Pertanian, telah diselenggarakan Nutrition Livestock Forum 2024 yang digelar oleh TROBOS Media Group. Forum ini menyoroti peran Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diinisiasi pemerintah sebagai langkah strategis untuk meningkatkan konsumsi protein hewani, dan mempersiapkan generasi sehat masa depan.
Untuk mencapai target penurunan stunting menjadi 14% pada akhir 2024, Presiden Prabowo Subianto menginisiasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG), yang direncanakan mulai diluncurkan pada Januari 2025. Hadir memenuhi undangan pada acara ini Wakil Waka 2 dan Ketua Bidang Antar Lembaga Drh Harris Priyadi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Badan Gizi Nasional, Dr. Ir. Dadan Hindayana, menegaskan bahwa MBG adalah investasi besar untuk masa depan SDM Indonesia. “Komponen utama MBG adalah protein, terutama dari sumber hewani, yang akan mendukung kesehatan anak-anak kita,” katanya.
Sementara itu Direktur Eksekutif Indonesia Food Security Review, I Dewa Made Agung Kertha Nugraha, menyoroti kekurangan konsumsi protein di Indonesia dibandingkan anjuran WHO. “Rata-rata masyarakat Indonesia kekurangan sekitar 1,8 kg protein per tahun dibandingkan kebutuhan ideal. Sementara itu, konsumsi karbohidrat dan lemak justru berlebih,” ungkapnya.
Dewa Made juga mencatat bahwa konsumsi daging ayam per kapita di Indonesia hanya mencapai 8,57 kg pada 2022, lebih rendah dibandingkan rata-rata dunia sebesar 14,98 kg. “Produksi ayam nasional sudah memadai, tetapi konsumsi perlu didorong untuk memanfaatkan surplus produksi,” tambahnya.
Sementara itu Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, menyoroti pentingnya pengaturan harga produk peternakan dalam program MBG. “Harga daging ayam dan telur harus sesuai dengan acuan pemerintah. Jangan sampai harga beli sama atau di bawah harga pokok produksi, karena itu tidak akan mengubah kondisi peternak,” tegas Agung.
Program MBG dirancang sebagai solusi jangka panjang untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat, terutama anak-anak dan kelompok rentan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, dan masyarakat, diharapkan konsumsi protein hewani meningkat secara signifikan. (WK)