JAKARTA, Kamis 5 Desember 2024. Bertempat di Hotel JW Marriot, seminar JAPFA for Indonesia Emas 2045: Nurturing Collaboration in Food Security berhasil menghadirkan lebih dari 350 peserta mulai dari investor, bankers, pejabat pemerintah, pelaku usaha, akademisi hingga para ahli di sektor agribisnis untuk membahas isu-isu penting di bidang pangan.
Diselenggarakan secara hybrid, diskusi ini membahas ketahanan pangan dari berbagai perspektif. Tujuannya adalah untuk memunculkan solusi kolaboratif untuk mengatasi berbagai tantangan ketahanan pangan Indonesia, dan membangun ekosistem pangan yang kokoh demi terciptanya kemandirian pangan nasional.
JAPFA berkomitmen untuk mendukung pemerintah Indonesia dalam mencapai ketahanan pangan sebagai bagian dari inisiatif Indonesia Emas 2045. Pada kesempatan ini hadir perwakilan pengurus ASOHI Pusat diantaranya Wakil Ketua 1 Ir Teddy Candinegara dan Wakil Waka 2 dan Ketua Bidang Antar Lembaga Drh Harris Priyadi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara pemangku kepentingan untuk membangun sistem pangan yang kuat.
“Transformasi pangan tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan, mulai dari sektor swasta hingga masyarakat,” ujar Rachmat.
Rachmat menekankan pentingnya transformasi pangan untuk mencapai swasembada pangan, ekologi berkelanjutan, dan peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. Mentransformasi sistem pangan menuju berkelanjutan, ketahanan, dan mendorong ruang inklusif ialah kunci yang sama untuk ketahanan pangan.
Direktur Utama Japfa, Renaldo Santosa, menjelaskan, Japfa telah lama memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan protein hewani di Indonesia dan kawasan.
“Kami percaya bahwa ketahanan pangan berarti membangun ekosistem nasional yang tangguh yang menjamin akses terhadap makanan yang aman, terjangkau, dan bergizi bagi setiap warga negara Indonesia. Ini momen krusial bagi kita untuk berkolaborasi dan mewujudkan visi ini. Dengan menetapkan kebijakan yang jelas, meningkatkan kualitas dan keamanan pangan, membuka potensi Ekonomi Biru, serta memprioritaskan kesehatan dan gizi generasi muda, kita dapat membantu mewujudkan visi Indonesia dalam ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan pertumbuhan ekonomi,” jelas Renaldo. (WK)