YOGYAKARTA, Sabtu 11 Januari 2025. Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan penyebaran Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Selain pembentukan Satgas Nasional penanggulangan PMK, salah satu strategi kunci yang dilakukan yakni dengan membagi prioritas wilayah pengendalian menjadi 3 kategori, yaitu zona pemberantasan (merah), zona pengendalian (kuning) dan zona pencegahan.
“Zona pemberantasan antara lain di Lampung, Jawa, Bali dan NTB,”papar Dr. Drh. Agung Suganda, M.Si., Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam acara Workshop Kolaborasi Sistematis dan Pengendalian Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Loman Park Hotel, Sabtu (11/1). Acara workshop digagas Fakultas Peternakan (Fapet) UGM.
Selain itu, pemerintah juga melakukan biosekuriti mulai dari skala usaha kecil serta mengadakan bulan vaksinasi. Bulan vaksinasi dilaksanakan pada Februari-Maret serta Juli-Agustus mendatang. “Capaian vaksinasi kan masih rendah. Bahkan masih ada daerah yang menolak vaksinasi. Dengan rendahnya capaian vaksinasi hewan ini maka diperlukan adanya kolaborasi berbagai pihak, seperti kampus, swasta, peternak dan mitra,” kata Agung.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Peternakan Indonesia (FPPTPI) yang juga Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) UGM, Prof. Ir. Budi Guntoro, S.Pt., M.Sc., Ph.D., IPU., ASEAN Eng., mendorong fakultas peternakan di Indonesia bisa membantu pemerintah menanggulangi PMK misalnya dengan membentuk Satgas. “Kita SDM banyak termasuk mahasiswa untuk membantu pemerintah menyebarkan vaksin maupun sosialisasi tentang biosekuriti,” kata Budi.
Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng., Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, menegaskan pencegahan dan pengobatan terkait PMK dapat dilakukan melalui suplemen pakan, injeksi antibiotik, multivitamin, peningkatan imunitas, dll. “Pada sapi sehat harus dilakukan vaksinasi untuk meningkatkan imunitas dan melindungi sapi dari penularan PMK,” kata Ali.
Pada kesempatan ini pengurus ASOHI Daerah Istimewa Yogyakarta yang diketuai Drh Zahrul Anam turut berpartisipasi dengan melakukan penyerahan simbolis bantuan ASOHI ke Pemerintah. Zahrul Anam juga didampingi Pengurus ASOHI DIY lainnya diantaranya Wakil Ketua Drh Endi Aryono Alvin S, Sekretaris Drh Nawang Widoretno, Bpk. Anwar, dan Bendahara Drh Fahmi Rihandani.
ASOHI DIY menyerahkan sumbangan senilai Rp 40.250.000 dalam bentuk desinfektan, vitamin, antibiotik, dan alat spray. Sementara dari PT Tekad Mandiri Citra dan PT Anugerah Panji Mandiri menyerahkan bantuan dalam bentuk Obat PMK. Semoga bantuan yang diberikan bermanfaat bagi peternak sehingga dapat menekan perkembangan penyakit PMK di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. (WK)