KEMENTAN SIAP PERKUAT PERAN BIOINFORMATIKA BIDANG PENYAKIT HEWAN DI ASEAN PDF Print E-mail
Written by sekretariat   
Friday, 24 December 2021 19:25
JAKARTA, Rabu 27 Oktober 2021. Bioinformatics atau Bioinformatika merupakan salah satu tools  untuk menggambarkan sifat/ciri dan dinamika biologi makhluk hidup, termasuk agen atau mikroorganisme yang memiliki potensi menimbulkan wabah penyakit baik pada hewan, tanaman, maupun manusia. Bioinformatika digunakan untuk menentukan dan mengkarakterisasi pola  kejadian penyakit secara molekuler dan epidemiologi (molecular epidemiology). Dengan aplikasi bioinformatika, karakteristik agen penyakit bisa dilakukan lebih komprehensif sehingga sehingga membantu efisiensi dan efektivitas langkah-langkah dalam pengendalian penyakit. 
 
Indonesia merupakan Negara yang memiliki keunggulan dibidang bioinformatika. Hal ini terbukti dengan telah disetujuinya Balai Besar Veteriner Wates sebagai Pusat Rujukan Regional Bioinformatika Veteriner (Regional Reference Center for Bioinformatics) tingkat ASEAN.
 
Persetujuan (endorsement) dari negara-negara ASEAN untuk BBVET Wates telah disampaikan dalam pertemuan kelompok kerja bidang peternakan tingkat ASEAN atau ASWGL (Asean Sectoral Group on Livestock) pada Bulan April 2021 dan dikuatkan dalam pertemuan Senior Officials Meeting of the ASEAN Ministers Meeting on Agriculture and Forestry (SOM-AMAF) pada Bulan Agustus 2021.
 
Kepala Balai Besar Veteriner Wates, Hendra Wibawa menjelaskan bahwa berbagai usaha telah dilakukan oleh BBVet Wates untuk membuktikan keunggulannya. 
 
“BBVet Wates sudah menjadi laboratorium referensi nasional untuk flu burung dengan penunjukan Menteri Pertanian. Selain itu laboratorium ini juga memimpin jejaring laboratorium tingkat nasional dalam monitoring virus influenza atau Influenza Virus Monitoring in Animal (IVM) dan telah dilengkapi dengan platform data elektronik berbasis web yaitu IVM Online,” jelasnya.
 
Hasil IVM telah digunakan oleh Pemerintah untuk menetapkan kebijakan vaksin dan vaksinasi Avian Influenza. Menanggapi hal itu, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah mengapresiasi keunggulan BBVet Wates yang telah berhasil membuktikan keunggulannya di kancah ASEAN.
 
“Kecepatan deteksi penyakit hewan sangat penting untuk bisa memitigasi, mencegah dan menanggulangi penyakit hewan agar tidak tersebar luas. Hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan negara lain terhadap produk produk peternakan Indonesia. Harapannya tentu peningkatan ekspor untuk produk peternakan Indonesia” jelasnya.
 
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa topik tentang kesehatan hewan juga menjadi salah satu topik penting yang dibahas dalam pertemuan tingkat menteri pertanian, perikanan dan kehutanan ASEAN (AMAF ke 43) yang dilaksanakan tanggal 27 Oktober kemarin. 
 
“Negara anggota ASEAN sepakat memperkuat mekanisme regional dalam mencegah, mendeteksi dini, dan tanggap terhadap penyakit hewan dan zoonosis yang berpotensi pandemi. Kita harus lebih banyak berperan serta terkait hal ini, meskipun selama ini peran Indonesia dibidang kesehatan hewan sudah cukup dominan,” pungkasnya. (WK)
 

Ruang Iklan

Kurs IDR

Kurs Jual Beli
sumber: KlikBCA.com

Sentra Download ASOHI

Calculator

more...

Visitors Counter

mod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_countermod_vvisit_counter
mod_vvisit_counterToday2343
mod_vvisit_counterYesterday3308
mod_vvisit_counterThis week15580
mod_vvisit_counterThis month90034
mod_vvisit_counterAll6173924