PETERNAK UNGGAS RAKYAT BANGKIT LEWAT WADAH KOPERASI Print
Written by sekretariat   
Tuesday, 02 February 2021 12:04
BOGOR, 18 Januari 2021. Setelah di tahun 2020 terpuruk akibat di  hantam pandemi global  Covid-19,  memasuki tahun 2021 peternak unggas rakyat di Tanah Air mencoba bangkit melalui  wadah koperasi. 
 
Semangat bangkitnya peternak unggas rakyat ini terlihat dengan munculnya Koperasi Produsen Wira Sakti Utama yang beranggotakan peternak ayam ras pedaging (broiler). Meski baru terbentuk di bulan November 2020 namun performanya kini kian menggembirakan.
 
"Kami terus melakukan konsolidasi internal serta  menjalin kerja sama bisnis dengan banyak pihak terkait. Diharapkan koperasi kami ini bisa menjadi koperasi yang profesional dan berintegritas," tegas Ketua Koperasi Produsen Wira Sakti Utama, Sugeng Wahyudi, di sela acara Rapat Anggota Koperasi.
 
Keinginan peternak  menyatukan diri dalam wadah koperasi, menurut  Sugeng, tercetus manakala di tahun 2020 peternak mengalami kerugian akibat naiknya harga sarana produksi peternakan (sapronak) sementara harga ayam panennya dibawah harga pokok produksi (HPP). Kerugian di tingkat peternak mencapai Rp 900-Rp 1.000 per kg ayam yang panen. 
 
Bernaung dalam satu kelembagaan ekonomi berbentuk koperasi diharapkan persoalan tingginya harga sarana prasarana produksi peternakan bisa teratasi. Saat ini antara lain pengurus koperasi telah menjajaki kerja sama dengan suplayer serta produsen pakan  dalam upaya memenuhi kebutuhan pakan bagi anggota.
 
Demikian juga penjajakan dilakukan terhadap perusahaan pembibitan (breeding farm) untuk dapat  melaksanakan secara mandiri usaha pembibitan Parent stock (PS) bahkan Grand Parent Stock (GPS). Dengan demikian penyediaan DOC FS bagi anggota bisa lebih lancar dan harganya bisa ditekan. 
 
Wakil Ketua Koperasi Produsen Wira Sakti Utama, Wismarianto, mengemukakan, disamping fokus bisa  memenuhi kebutuhan  pakan dan bibit ayam (DOC FS) bagi anggota, pengurus koperasi juga ke depan akan menggarap aspek pasca panen serta aspek keuangan. 
 
"Kami berupaya agar anggota bisa mengakses  pinjaman dengan bunga rendah seperti KUR. Sasaran berikutnya bagaimana agar koperasi bisa  membantu peternak memperbaharui atau bahkan  membangun kandang close house," jelasnya.
 
Ia menekankan, dengan berbadan hukum koperasi mempunyai peluang menjalin kerja sama dengan institusi pemerintah. Penjajakan kerja sama telah dicoba dilakukan terhadap empat kementerian. Terbuka pula peluang untuk dapat memanfaatkan dana-dana CSR di BUMN atau perusahaan perunggasan multinasional untuk  kepentingan pengembangan usaha anggota koperasi. 
 
Kini dua bulan sejak  didirikan,  jumlah anggota koperasi terdata sebanyak 22 peternak  dan masih dalam proses penambahan dari beberapa daerah di luar Jabodetabek. Omset koperasi mencapai Rp 5 milyar dengan keuntungan di angka Rp 100 juta. (ST)