JAKARTA, Jumat 13 Desember 2024. Bertempat di Oakwood Hotel Taman Mini, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan c.q. Kedeputian Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan menggelar Rapat Koordinasi III Penyusunan Rencana Aksi Nasional RAN PRA tahun 2025-2029.
Pada kesempatan Pengurus ASOHI Pusat yang hadir adalah Anggota Sub Bidang Antar Lembaga khusus AMR Drh Rachmat Ayu Dewi Haryati. Kegiatan ini diselenggarakan melalui kerja sama antara Kemenko PMK dan FAO ECTAD Indonesia.
Resistensi antimikroba (AMR) terjadi ketika mikroorganisme seperti bakteri, virus, jamur, dan protozoa berevolusi terhadap antimikroba, sehingga membuat pengobatan menjadi tidak efektif. Antimikroba telah secara signifikan meningkatkan kesehatan global dan produksi pangan, tetapi meningkatnya AMR kini menjadi ancaman kritis bagi kesehatan manusia, hewan, dan tanaman, menyebabkan infeksi yang lebih sulit diobati, biaya medis yang lebih tinggi, dan mengancam ketahanan pangan.
Indonesia saat ini telah mengembangkan Rencana Aksi Nasional untuk AMR (NAP AMR) periode 2017-2019 dan 2020-2024. Kemenko PMK bersama gugus tugas kelompok kerja (POKJA) pengendalian AMR juga telah melakukan monitoring dan evaluasi serta reviu terhadap Indikator, tujuan, arah kebijakan, bentuk kebijakan, sistematika dan periode, strategi dan pelaksanaan, mekanisme koordinasi dan Isi RAN PRA 2020-2024.
Hasil pertemuan reviu ini telah berhasil menilai kekuatan dan kelemahan RAN PRA yang ada saat ini dan memberikan rekomendasi untuk penyusunan RAN PRA periode selanjutnya. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pertemuan yang intensif dalam penyusunan RAN PRA 2025 2029 berdasarkan hasil evaluasi dan reviu RAN PRA 2020-2024.
Tujuan dari pertemuan adalah untuk melakukan pembahasan mengenai draft Bab II Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistansi Antimikroba (RAN PRA) periode 2025-2029 yang meliputi Permasalahan Resistensi Antimikroba, Strategi, Sasaran, Ruang Lingkup, Program dan Kegiatan, dan Pelaksanaan. Luaran atau output yang diharapkan dari pertemuan ini adalah tersusunnya draft Bab II Rencana Aksi Nasional Pengendalian Resistansi Antimikroba (RAN PRA) periode 2025-2029. (WK)